Halaman

Kamis, 25 Desember 2014

FEATURE DETECTION

Feature detection atau sering juga disebut dengan pandemonium adalah suatu proses pengenalan stimulus melalui rangsangan visual. Teori feature detection adalah bahwa kita mempunyai sel-sel di dalam korteks pada penglihatan kita yang akan bekerja hanya pada respon-respon stimulus tertentu yang kita kenali. Teori integrasi future juga mengatakan bahwa oang-orang akan mampu mendeteksi adanya suatu fitur tanpa mengetahui fitur itu akan ditampilkan. Dengam demikian feature detection ini akan bekerja ketika mereka menerima input saat kita melihat suatu bentuk tertentu.
Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis).Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia.Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan menganalisispola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yang berbeda-beda ( Majorsy,2012)
Menurut Oliver Selfridge (1959) pandemonium yaitu sebuah paradigma untuk belajar untuk simposium pada mekanisasi proses pemikiran. Dimana pemerintah pusat menghipotesis bahwa surat-surat diidentifikasi melalui fitur fitur komponen. Pendekatan ini di kembangkan selama bertahun-tahun, tapi kunci untuk mendukungnya kurang lengkap. Penelitian terbaru telah dimulai untuk memberikan bukti penting yang mendukung fitur-based. Surat persepsi ini menggambarkan sifat dari fitur itu sendiri dan waktu perjalanan proses yang terlibat. Para peneliti yang pertama kali mempelajari tentang human pattern recognition dalam cara yang sistematis yang disebut Psikologi Gestalt dikarenakan keyakinan mereka bahwa keseluruhan persepsi dari suatu objek (atau gestalt) adalah lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagian individual. Seorang psikolog kontemporer, Anne Treisman, sangat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana orang-orang mengenali pola-pola, bahkan hal duniawi, seperti papan reklame yang kita lihat setiap hari di pinggir jalan.Jackson (1987) memperpanjang model Selfridge, modelnya termasuk demon yang dapat menyebabkan tindakan di dunia eksternal (di luar kotak pandemonium) dan dapat bertindak atas demon lainnya.
Berdasarkan pada teori integrasi fitur, kita terkadang dapat memproses kesan pada papan reklame secara otomatis, dengan semua bagian-bagian dalam layar yang diproses pada waktu yang sama. Pada waktu yang berbeda kita memerlukan perhatian yang terfokus, dengan masing-masing item dalam layar yang diproses satu per satu (Treisman, 1988; Treisman & Gelade, 1980). Teori integrasi fitur mencakup dua tahap pengolahan: preattentive processing dan focused prosessing. Teori dari Treisman memperkirakan bahwa orang-orang harus fokus pada perhatian mereka akan stimulus sebelum mereka dapat mensintesis fitur-fitur tersebut ke dalam suatu pola. Sebuah fitur tunggal, bagaimanapun, dapat diterima tanpa fokus tersebut. Antara lain, teori ini menyarankan bahwa untuk mendapatkan efeksivitas yang maksimum, pengiklan seharusnya menjaga jumlah fitur yang berada pada papan reklame mereka secara minimal.
Teori integrasi fitur menunjukkan bahwa orang-orang akan mampu mendeteksi adanya satu fitur tanpa mengetahui dimana fitur itu akan ditampilkan. Hasil prediksi yang tidak biasa ini merupakan tahap preattentive prosessing dari Treisman. Selama tahap focused  prosessing, ketika orang-orang mencari suatu kombinasi dari dua atau lebih fitur yang diintegrasikan, mereka akan menyadari dimana fitur itu berada pada layar karena mereka memprosesnya dengan perhatian penuh. Dalam contoh papan reklame itu, fitur yang harus mereka integrasikan lebih sedikit, hanya sedikit perhatian yang mereka butuhkan untuk mengalokasikan pada layar.


JENIS-JENIS DEMON & TUGASNYA
Menurut Majorsy (2012) pandemonium dibagi beberapa jenis dan tugas-tugasnya adalah :
1.      Image Demon (ID)
Memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat gambaran atau citra (image) sinyal eksternal.
2.      Feature Demon (FD)
Bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis horizontal, kurva).
3.      Cognitive Demon (CD)
Bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD), bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola (misalnya : satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang (feature) yang cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
4.      Decision Demon (DD)

Bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari cognitive demon (CD), lalu decision demon(DD) memilih teriakan CD yang berteriak paling keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.

datar pustaka
Selfridge, O. G. (1959). Pandemonium: A Paradigm for Learning. In: Proceedings of the Symposium on Mechanisation of Thought Process : National Physics Laboratory.
Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif: edisi
kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jackson, J. V. (1987). Idea for a Mind Siggart Newsletter, 181:2326.
Franklin, S. (1995). Artificial Minds. Cambridge MA: MIT Press.

Automatic Processing

Automatic (otomatis) adalah suatu kemampuan harus terjadi tanpa tujuan/maksud, tetap berada diluar kesadaran dan tidak dipengaruhi dengan aktivitas mental lainnya. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus (dalam Solso, 2007).
Menurut Reed (dalam Oktishinta & Fainna, 2014) Automatic processing adalah kemampuan yang dilakukan secara berulang dan membutuhkan usaha mental yang sedikit. Sementara menurut Solso, Maclin & Maclin (2008) yang berpendapat bahwa Automatic process yaitu proses-proses yang tidak dapat dikendalikan, tanpa disertai niat atau kesiagaan eksternal, yang berlangsung dengan sangat efisien.
Otomatisasi adalah proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari sangat disadari menjadi relative otomatis (dalam Sternberg, 2008). Proses automatic (otomatis) secara umum berkembang dengan lambat dan diperlukan latihan lebih dari ratusan kali. Automaticity mengurangi permintaan dalam sumber daya atensi, membebaskan kapasitas yang tersedia untuk aktivitas lainnya.
Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan lebih dari satu hal/aktivitas pada satu waktu. Konsep LaBerge (dalam Solso, 2007) mungkin dapat membantu menjelaskan perilaku manusia dalam kondisi penuh tekanan. Meskipun simulasi mungkin tidak dapat menyamai pengalaman yang sesungguhnya, simulasi dapat membuat beberapa proses kognitif (yang terlibat dalam pengalaman yang sesungguhnya) menjadi otomatis.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Sydner (dalam Solso, 2007), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis :
-          Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak tejadi tanpa adanya niat atau tujuan dasar dari partisipan penelitian. Kata pemicu atau prime ini ditayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya.
-          Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
Sebagaimana ditunjukkan dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Kita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
-          Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali).
Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha. Studi-studi tentang otomatisasi penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas-aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung diluar pengalaman sadar. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungkin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi.
Dua aspek automatic processing menurut fiedenberg & silverman (Fienberg, 2006):
-          Interference
Dalam interference theory atau teori interferensi merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya yang menghalangi hal yang diinginkan, gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam yaitu:
a.       Proactive interference
Terjadi karena ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu penginggat atau pemanggil memori yang lama
b.      Retroactive interference
Terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu penggingat atau pemanggil memory yang lama
-          Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana dapat mengontrol seluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus  yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang diinterpretasikan di memori jangka panjang. Innate automatic processing:
a.       Bawaan manusia
Gerakan refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.

b.      Berhubungan juga dengan memori manusia lebih sensitive terhadap informasi yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian.

daftar pustaka
Sternberg, R.J.(2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Fienberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive sains: an introduction to the study of mind. United State of America: Hazelden.
Oktishinta, D., & Fainna L. F. (2014). Modul praktikum CP3 Lab in cognition and perception automatic processing. Jakarta: Universitas Gunadarma

IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY

Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori dapat dikategorikan sebagai short term memory, long term memory dan memori kerja. Setiap kategori tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda. Kapasitas memori jangka pendek terbatas pada tujuh item. Namun kepadatan atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chunking (seperti menggabungkan sejumlah huruf menjadi kata-kata) prosedur chunking  dalam short term memory memerlukan adanya pengaksesan informasi dari memori jangka panjang. Memori diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan encoding, store, dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan kembali pengalaman atau informasi (retrieval) (dalam Solso, Maclin, 2007). Encoding dalam memori jangka pendek dalam kecepatan tinggi tampaknya bekerja secara menyeluruh, bekerja secara self-terminating (berhenti bekerja apabila telah menemukan informasi yang diperlukan. Memori tampaknya disimpan secara likal (di tempat-tempat tertentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu) (dalam Solso, Maclin, 2007).
Konsep level-level menyatakan bahwa memori adalah suatu hasil sampingan dari analisis-analisis yang dilakukan terhadap stimuli yang memasuki sistem, dengan durabilitas  jejak-jejak memori sebagai sebuah fungsi dari kompleksitas atau kedalaman analisis-analisis tersebut (dalam Solso, Maclin, 2007). Long term memory berfungsi sebagai penyaring (filter), yaitu dalam bentuk memori semantic dan memori episodik. Memori sematik diartikan sebagai ingatan tentang konsep-konsep yang digunakan untukl mendefinisikan sesuatu. Sementara memori episodik adalah ingatan-ingatan seseorang terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaringing dan memilih informasi hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman tentang berbagai jenis memori ini kemudian digunakan untuk menggambarkan struktur kognisi (dalam Passer & Simth, 2004).  Retrieval adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada proses recall. Retrieval adalah mengeluarkan kembali informasi yang tersimoan untuk nantinya digunakan kembali dan mengalami proses pengolahan data terlebih dahulu, sehingga afeksi bisa mempengaruhi informasi yang doikeluarkan. Peta kgnitif suatu informasi yang tersimpan dalam memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan tampak ketika seseorang melakukan retrieval, dimana peta kognitif berperan untuk memudahkan prosen retrieval (dalam Ingwersen, 1992).
Menurut Solso, Maclin & Maclin (dalam Solso, Maclin, 2007) trend dalam penelitian memori menarik minat para psikologi eksperimental, yang mengembangkan model-model rumit tentang representasi mental yang mengenai bagaimana informasi disimpan dan di ambil kembali. Salah satu model memori yang paling bertahan  lama adalah model yang dibuat oleh William James. Model memori dari William James menyatakan bahwa memori bersifat dikontomi: manusia mengamati sejumlah objek, informasi memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan beberapa informasi menetap di memori.
Menurut Parkin (dalam Eyesenck & Keane, 2000), Memori eksplisit adalah memori yang didasari oleh ingatan khusus atas kejadian sebelumnya atau kemampuan memanggil informasi yang mensyaratkan adanya kesadaran terhadap pengalaman sebelumnya. Sedangkan menurut Solso, Maclin & Maclin (2008), memori eksplisit adalah memori yang mengandalkan pengambilan (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. Memori eksplisit diorganisasikan menjadi memori episodik dan memori semantik.
Memori episodik merupakan suatu sistem emori neurokognitif yang memungkinkan seseorang mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalunya. Memori episodik sangat rentan terhadap perubahan dan kelupaan, namun memegang peranan penting sebagai dasar pengenalan terhadap peristiwa-peristiwa (seperti orang dan tempat) yang telah kita jumpai. Sedangkan memori semantik adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan dan ide-ide abstrak (Tulving dalam Solso, Maclin & Maclin, 2008).
Menurut Eyesenck & Keane (2000) memori implisit adalah ekspresi memori tentang pengalaman masa lalu yang tidak disadari atau memori yang tampak saat mengerjakan tugas yang tidak dibantu oleh kesadaran.
Solso, Maclin & Maclin (2008) mengemukakan bahwa memori implisit merupakan memori yang diekspresikan dalam bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi yang sadar. Memori ini dibagi menjadi dua yaitu: Memori prosedural dan memori emosional, dimana memori prosedural adalah memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu.
Menurut Ginsberg (dalam Ginsberg, 2007) mengatakan bahwa memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Dengan kemajuan dalam riset neuropsikologi, ‘sistem’ memori telah dibagi menjadi beberapa komponen.
a.       Memori implicit yaitu respon motorik yang dipelajari yang tidak berhubungan dengan akses kesadaran, misalnya mengendarai mobil dan keterampilan kompleks lainnya.
b.      Memori ekplisit berhubungan dengan akses kesadaran, yang kemudian disub klasifikasikan lagi menjadi
1        Memori episodik, misalnya menceritakan kembali detail autografi dan kejadianpengalaman pribadi lainnya yang berhubungan dengan waktu tertentu.
2        Memori sematik yaitu penyimpangan pengetahuan dunia secara umum.

Dengan demikian memori eksplisit adalah memori yang berada dalam kontrol kesadaran dan memori implicit berada dalam ketidak sadaran.

DAFTAR PUSTAKA
Eyesenck & Keane. (2000). Cognitive psychology 6th edition. New York: Psychology Press Ltd.
Ginsberg, Lionel. (2007). Lecture notes neourologi edisi ke delapan. Alih bahasa Indah Retno Wardhani. Jakarta: Erlangga.
Ingwersen, P. (1992). Information retrieval interaction. London: Taylor  Graham.
Passer, M.W., & Smith, R.E., (2004).Psychology: the science of mind and behavioral. California; Mc Gaw Hill
Solso, L Robert., Maclin, H. Otto, & Kimerly Maclin. (2007). Psikologi kognitif edidi kedelapan. Alih bahasa Mikael Rahardanto dan Kristiano Batuadji. Jakarta: Erlangga

Attention

Attention adalah pengambil alihan oleh pikiran, dalam bentuk yang jelas dan gamblang terhadap sejumlah objek stimultan atau sekelompok pikiran. pemusatan, konsentrasi kesadaran, adalah intisari atensi. Ini menyiratkan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif. Hal ini termasuk kemampuan untuk memfokuskan pada salah satu aspek lingkungan atau aktivitas di salah satu ujung ekstrem nya, dan respons-respons otomatis dan tidak dapat dikontrol terhadap kejadian- kejadian di luar dugaan di ujung ekstrem lainnya (James dalam Solso, 2008.
Menurut Solso Robert (2009) atensi pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.
Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama:
-          kapasitas pembrosesan dan atensi selektif
-          tingkat rangsangan
-          pengendalian atensi
-          kesadaran
-          neurosains kognitif
Kapasitas neurologis kita terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan stimuli eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi, otak kita tidak akan sanggup memproses jutaan stimuli, sebab kapasitas pembrosesan informassi pun terbatas.

Lima isu terkait atensi di ilustrasikan sebagai berikut:
a.       kapasitas pemrosesan dan selektifitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stumuli yang ada.
b.      Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
c.       Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
d.      Neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagai man kognisi.
e.       Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.
Beberapa bidang penting terkait atensi:
a.       Kesadaran
Kesadaran mempengaruhi pikiran dan persepsi, sedangkan ketidaksadaran mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh.
b.      Persepsi subliminal
Di bawah ambang batas sensorik”, atau tidak dapat diindra. Persepsi subliminal sering kali mengacu pada stimuli yang berada diatas limen(artinya dapat dideteksi oleh indra), namun tidak memasuki kesdaran
c.       Lokasi filter
Model-model atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi dalam proses kognitif. Teori-teori filter umumnya berisi gagasan bahwa manusia tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap awal pemrosesan informasi, namun setelah melalui sejumlah keputusan atau penyeleksian, sejumlah sinyal dikirimkan ketahap pemrosesan selanjutnya.

Menurut Barsalou (1992) ada dua tipe atensi, yaitu:
1.      Focused attention (selective attention), yaitu suatu atensi atau perhatian dimana kita  memilih satu aliran informasi di antara banyak informasi yang perlu kita perhatikan.
2.      Divided attention (atensi terbagi), contohnya saat mengikuti percakapan sambil mengamati orang yang berbicara.
Proses stimulus dalam mendapatkan atensi manusia dibagi dua, yaitu (dalam Barsalou, 1992):
1.      Voluntary, yaitu ada usaha untuk memperhatikan sesuatu.

2.      Involuntary, dimana terdapat beberapa stimuli yang menarik perhatian kita, memaksa masuk dalam kesadaran kita.

source
Solso, Robert L, dkk. 2009.  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga
Solso, Maclin & Maclin. (2007). Psikologi kognitif. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Barsalou, L. (1992). Cognitive psychology an overview for cognitive scientists. New Jersey: Erlbaum Association.

Rabu, 24 Desember 2014

Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental yang terjadi pada saat penyimpanan kembali dari ingatan (moryan, 19975). Menurut solso (1991) psikologi kognitif madalah study terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental tentang jiwa yang berfikir. Tujuan mempelajari psikologi kognitf yaitu manusia memiliki alat yang impresif dan selalu digunakan setiap menit, dalam kognisi merupakan satu bagian utama dalam studi mengenai psikologi manusia,menggunakan pendekatan psikologi kognitis telah berpengaruh secara luas pada bidang psikologi lain.
            Ada beberapa lingkup psikologi kogntif  (area-area penelitian utama dalam psikologi kognitif) yaitu :
-          Neuro sains kognitif
Untuk melihat proses-proses mekanikal dan kimiawi
-          Sensasi atau persepsi
Untuk mendeteksi dan menginterperetasi sementara
-          Pengenalan pola
Untuk menginterpretasi pola
-          Atensi
Sebuah proses dalam memilah-milah informasi dalam kognisi
-          Kesadaran
-          Memori
-          Representasi pengetahuan
-          Pencitraan
-          Bahasa
-          Berfikir dan formasi konsep
-          Perkembangan kognitif
-          Kecerdasaan manusia dan kecerdasan buatan
Di psikologi kognitif terdapat pemrosesan manusia yag merupakan bagian dari perspektif kognitif dalam membahas cara manusia berfikir. Dimana pemrosesan manusia berasal dari informasi dapat diperoleh melalui panca indera yang kemudian diolah (input) serta disimpan dalam storage dan dipanggil kembali (output).
Asumsi Dalam Pemrosesan informasi yaitu:
ž  Kognisi dapat dipahami dengan menganalisa ke dalam serangkaian tahapan
ž  Respon yang dilakukan dinilai sebagai hasil dari serangkaian tahap dan operasi
ž  Masing-masing tahap akan menerima informasi dari tahap sebelumnya dan melakukan fungsi khasnya
Proses pembentukan ingatan bermula ketika kita memperoleh informasi melalui panca indera (sensory register) yang kemudian diteruskan, diolah dan masuk kedalam short term memory, dalam short term memory terdapat proses rehearsal (pemanggilan kembali secara spontan) dan elaborative (secara bertahap tersusun atau detail dari objek yang mempunyai kesamaan dengan objek yang disimpan di dalam long term memory), setelah informasi atau objek di simpan di STM maka akan akan muncul rehearsal (bercampur dengan pengalaman atau kesamaan yang akan menghasilkan output) di LTM.
Menurut Aristoteles Pengetahuan ada  di jantung, sedangkan menurut Plato Pengetahuan tersimpan di otak. Penelitian Psikologi Kognitif yaitu :
1.      Eksperimen laboratorium
2.      Riset korelasional
3.      Laporan Diri
4.      Studi Kasus
5.      Observasi Naturalistik
6.      Simulasi Komputer dan Intelegensi Buatan
Otak komputasional (computational brain), untuk mempersepsikan informasi mengenai lingkungannya, memahami dunianya, dan memproses informasi. Otak adalah pusat dari seluruh proses tersebut, karena otak mengolah, dan memakai informasi yang diterima dari sitem syaraf perifer. Sistem tersebut tersusun dari saraf-saraf yang terletak di luar sumsung tulang belakang atau otak dan terlibat dalam sensasi dan persepsi.
Persepsi dalam psikologi kognitif merupakan proses dasar atau tahap paling awal dari serangkaian pemrosesan informasi, termasuk fenomena kognitif tahap lanjut, munculnya pengaruh terhadap deteksi sinyal, pengetahuan dalam memori yang abstrak. Sensasi adalah suatu proses pendeteksian awal hadirnya stimulus (energi fisik) dari dunia sekeliling individu, ketika sensasi masuk kedalam panca indera maka menimbulkan sebuah persepsi dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya dan pengeluaran output nya secara cepat. Persepsi adalah suatu proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui penginderaan (sensasi). Persepsi menggunakan pengetahuan terdahulu untuk mengumpulkan & menginterpretasikan stimulus yang ditangkap oleh indera. Persepsi tidak sepenuhnya ditentukan oleh stimulus eksternalà motivasi dan emosi à persepsi visual. Contoh dari persepsi stimulus à sensori registeràSTMàLTM. Proses masuknya stimulus melalui sensori rgister disebut dengan sensasi.
Penglihatan Adalah pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang elektromagnetik (yang disebut ‘cahaya’). Berkas cahaya memasuki mata melalui kornea & lensa àmengarahkan berkas citra (dari objek yang dilihat) ke retina. Salah satu kesalahan dalam persepsi yaitu ilusi, ilusi adalah perolehan kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang disajikan oleh panca indera. Ilusi juga suatu proses dimana panca indera mendapat stimulus yang menghasilkan persepsi, namun persepsi itu ditangkapnya tidak secara utuh, sebelum proses persepsi dari panca indera masuk ke LTM secara detail dan utuh. Ilusi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang di tangkap oleh panca indera tetatpi tidak secara utuh.
Predisposisi sensori otak adalah proses sensorik dan perceptual yang diungkap oleh studi-studi yang mempelajari susunan fisik sistem sensorik dan otak manusia.  Sistem sensorik tersusun oleh reseptor-reseptor dan neuron-neuron penghubung ke lima indera. Proses perseptual merupaka pendeteksi dan penginterpretasi sinyal-sinyal sensorik ditentukan oleh energy stimulus yang dideteksi oleh sistem-sstem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesanya disimpan di memori dalam bentuk pengetahuan (knowledge), yang digunakan kelak dalam suatu kejadian nyata. Jumlah informasi yang dapat dipahami dalam periode pemaparan yang singkat disebut dengan rentang perseptual. Kita mengetahui bahwa dunia ini dipenuhi oleh stimuli, dan sejumlah besar stimuli berada dalam jangkauan pendeteksian sistem sensorik, oleh karena itu untuk membedakan antara penyimpanan sesorik praperseptual (perceptual sensory storage) dan memri jangka pendek (short term memory), dimana penyimpanan sensorik itu mampu mengambil keputusan dengan cepat bedasarkan pemaparan singkat terhadap suatu kejadian.
Penyimpanan ikhonik, Neisser(1967) menamai kemampan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu singkat (sehingga dapat diproses lebih lanjut) sebagai memori ikhonik. Memori menyiratkan adanya coding dan storage informasi, yang melibatkan proses-proses kognitif tingkat tinggi. Memori ikhonik melibatkan penyimpanan, penemuan-penemuan terbaru menunjukan bahwa memori ikhonik terpisah dari proses-proses kognitif tingkat tinggi seperti atensi. Penyimpanan ikhonik hanya menyerupai semacam arsip foto tentang medan penglihatan dan berasal dari diri individu. Setiap arsip hanya bertahan satu detik. Neisser(1967) menyebutkan memori ekhonik, penyimpanan ekhonik menyerupai penyimpanan ikhonik dalam hal informasi sensorik mentah disimpan dalam ruang penyimpanan (agar informasi tersebut dapat diolah lebih lanjut), jangka waktu penyimpanan sangat singkat. Seperti penyimpanan ikhonik, yang berfungsi menyediakan waktu tambahan untuk mengamati stimuli yang menghilang dari penglihatan, penyimpanan ekhonik memberikan waktu tambahan untuk memdengarkan pesan. Kegunaannya penyimppanan ekhonik menjadi jelad apabila kita mempertimbangkan kerumitan proses dalam memahami sebuah pembicaraan sederhana.
Deteksi & interpretasi, terhadap realitas ditentukan oleh  :
-          Besarnya stimulus energi yang dirasakan individu
-          Pengetahuan yang telah diperoleh dari pengalaman tertentu
Informasi yang disimpan dalam memori Æ  representasi mental (perwujudan) abstrak dari realitas
Aspek dalam Persepsi
-          Data Driven System
Aspek yang berupa stimulus dari luar
-          Conceptualy Driven System
Aspek yang berupa sitimulus internal
Keduanya terjadi secara bersamaan.
            Proses transduksi adalah Proses dimana perubahan energi/sinyal dari stimulus menjadi energi neural, Pengalaman dapat disadari oleh individu, dan Proses transduksi mempunyai ukuran tertentu.
Ambang penginderaan (sensory threshold)  tidak mutlak, karena ditentukan oleh dipengaruhi oleh berbagai faktor:
¢  Kekuatan sinyal stimulus
¢  Konsekuensi
¢  Norma
¢  Harapan
¢  Proses keputusan
¢  Sifat-sifat stimulus
Rekognisi pola
Pola adalah komposisi yang kompleks dari sebuah stimulus yang ditangkap oleh indera dan dapat dikenali sebagai suatu kelompok objek. Rekognisi adalah Proses transformasi & mengorganisasikan informasi yang masih kasar sehingga memiliki makna (arti) tertentu. jadi rekognisi pola merupakan proses pengenalan kembali terhadap pola yang pernah dikenal.
Ada dua aspek dalam rekognisi pola :
-          Data Driven System
Pemrosesan  informasi  dimulai dengan datangnya data penginderaan
-          Conceptualy Driven System
Pemrosesan informasi dimulai dengan pembentukan konsep atau harapan individu tentang informasi yang mungkin dijumpainya
Pengenalan visual itu focus pada Proses yang menjembatani proses deteksi sinyal penginderaan yang sederhana, dan persepsi terhadap pola-pola yang kompleks.
Pendekatan Psikologi Gestalt
u  Merupakan teori awal dalam konteks pengenalan pola
Individu manusia merasakan stimulus secara keseluruhan, bagian bagian tertentu tidak memiliki arti ketika tidak terorganisasi dengan bagian lainnya sehingga membentuk sebuah konsep keseluruhan.
u  Beberapa hukum psikologi gestalt:
u  Proximity
Objek yang berdekatan akan dipersepsikan sebagai objek yang koheren.

u  Similarity
Sebuah stimulus yang terlihat sama akan di persepsikan menjadi suatu bagian yang sama.
u  Closure
Untuk sebuah stimulus yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
u  Continuity
Terjadi ketika indera penglihatan dipaksa unruk bergerak melalui sebuah objek dan terus melanjutkan objek tersebut.
u  Common fate
Sebuah stimulus yang bergerak kearah yang sama dipersepsikan kedalam kelompok yang sama.
u  Simplicity
Setiap stimulus dipandang sesederhana mungkin serta pengorganisasian yang sederhana. Dikombinasikan dengan pengalaman yang sederhana.
Perspektif kanonik
            Merupakan perluasan ide dari para ahli gestalt. Merupakan pandangan objek paling baik dalam melakukan sebuah interpretasi. Mengembangkan ingatan permanen atas pandangan yang paling mewakili dari sebuah setimulus.
Tujuan :
  Cara pandang memberikan informasi tambahan terhadap sebuah stimulus
  Melalui pengalaman dengan sebuah stimulus dapat mengembangkan pengalaman yang mana yang paling representative
  Mempersepsikan sebuah bentuk
  Berfikir ekonomis
Pemrosesan Bottom-up & Top down
Bottom-Up adalah pengenalan bagian-bagian menjadi dasar dari pengenalan terhadap keseluruhan. Top-Down adalah hipotesis terhadap keseluruhan yang menjadi dasar untuk mengidentifikasi & merekognisi bagian-bagian.
Feature analiysis
Pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului dengan fitur-fitur yang lebih sederhana.

Tamplate matching
Ada beberapa template yang  di dalam memori dan untuk mengenali rangsangan masuk, membandingkan ke template dalam memori sampai kecocokan ditemukan. Kelemahan dari tamplate matching ini tidak bisa menjelaskan secara fleksibel dari sistem pengenalan pola.
Prototype matching
Membentuk tamplate yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai macam pola yang harus kita identifikasikan, kita menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam memori dan abstraksi tersebut berperan sebagai suatu prototype. Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan prototype dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola tersebut akan dikenali.
Pandemonium
Menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia. Metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Mengimajinasikan serangkaian demon (hantu) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera.
JENIS-JENIS DEMON & TUGASNYA
1.       Image Demon (ID)
Memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat gambaran atau citra (image) sinyal eksternal.
2.       Feature Demon (FD)
Bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis horizontal, kurva).
3.       Cognitive Demon (CD)
Bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD), bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola (misalnya : satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang (feature) yang cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
4.       Decision Demon (DD)
Bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari cognitive demon (CD), lalu decision demon(DD) memilih teriakan CD yang berteriak paling keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.
Pentingnya konteks
Konteks adalah situasi keseluruhan atau tempat melekatnya (yang melatarbelakangi) sebuah pengalaman atau peristiwa.
Informasi yang termuat di dalam sinyal                     Interpretasi terhadap data penginderaan à Pengetahuan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada pada sinyal à informasi extra àBerasal dari konteks peristiwa-peristiwa yang diindera.
Petunjuk kontekstual dapat meningkatkan rekognisi, kemampuan persepsi manusia lebih tinggi & lebih fleksibel.
Peran Konteks :
§         Memberikan aturan-aturan penyusunan persepsi
§         Membantu memprediksi
§         Memberikan interpretasi rasional terhadap hal-hal yang dipersepsi
Attensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk yang jernih dan gambling terhadap sejumlah objek/ sekelompok pikiran. Merupakan tingkat kesiagaan individu pada saat menerima stimulus baik internal atau internal. Kesadaran berfungsi untuk mengortrol keputusan, mengarahkan dan mengendalikan tindakan serta penyesuaian perilaku. Kesadaran juga perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang bisa digunakan untuk membentuk atensi yang selektif.
3 jenis model kesadaran
  Kesadaran anoetic: kesadaran yang berkaitan dengan ingatan tentang bagaimana sesuati dilakukan, proses kesadaran ini melibatkan fungsi memori prosedural.
  Kesadaran neotic: kesadaran yang berkaitan dengan ingatan seseorang tentang pengetahuan yang ada disekeliling individu tersebut, proses kesadaran ini melibatkan memori simantik
  Kesadaran autoneotic: mencakup kesadaran tentang ingatan kejadian yang dialami secara pribadi
Tujuan Atensi :
  Membantu menyesuaikan diri dengan konteks
  Memberikan pemahaman kontinuitas terhadap pemahaman.
  Mengontrol perilaku yang akan dilakukan

Ada 2 proses dalam atensi :
-          Proses selektif
Kontrol kesadaran menjadi syarat untuk melakukan proses antensi yang selektif. Muncul secara berurutan dan bertahap.
-          Proses otomatis
Memerlukan sidikit kontrol kesadaran. Walau tanpa ada campur tangan alam sadar proses ini dilakukan secara sadar. Merupakan proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan yang berubah dari yang disadari menjadi relatif otomatis. Dalam pemrosesan otomatis atau terkontrol terdapat kesalahan-kesalahan manusiawi dan diklasifikasikan menjadi 2 hal yaitu  dan slips & mistaken. Mistakes (kekeliruan) adalah kesalahan memilih suatu sasaran atau cara untuk mencapainya. biasanya melibatkan proses terkontrol yang disengaja. Slips (kealpaan) adalah kesalahan melakukancara yang dimaksudkan untuk sebuah tujuan. Hal seperti ini biasanya terjadi pada proses otomatis.

Memori manusia
Memori adalah penyimpanan informasi yang dipelajari untuk pemanggilan dan penggunaan di masa yang akan datang, juga kemampuan/proses yang dimiliki manusia untuk memperoleh informasi (encode), menyimpan informasi(store), memelihara (retain) dan memanggil kembali informasi dan pengalaman masa lalu dari otak (retrieval).

Proses Memori
       Tiga proses utama yang termasuk ke dalam memori manusia adalah encoding, storage, retrieval.
       Engram atau memory trace → respon dari stimulus eksternal. Suatu hipotesis mengenai perubahan biokimiawi yang terjadi pada saraf di otak.
       Consolidation → bagian dari encoding atau proses penyimpanan (storage) → proses yang terpisah sesuai keinginannya
       encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.
Storage / penyimpanan → kurang lebih merupakan proses yang pasif dalam memelihara informasi → sensory memory, STM, LTM. Tahapan yang berbeda → Filter → Banyaknya informasi yang masuk setiap hari → overload dan waras. LTM tidak hanya disimpan dalam satu bagian di otak → seluruh bagian cortex → kelompok neuron yang berkumpul bersama membentuk suatu pola seperti pengalaman aslinya→setiap komponen memori disimpan di area otak yang sesuai cth. Kelompok saraf/neuron di visual cortex menyimpan penglihatan, saraf di amygdala menyimpan hal yang berhubungan dengan emosi dsb. Proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:
       Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda,
       Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recall.
       Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang.
Terkadang kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge.
Teori lupa
Ketidakmampuan sementara atau tetap dalam mencari atau menemukan informasi yang sebelumnya sudah disimpan di otak.
        Decay → muncul di sensory memory dan STM → tidak semua informasi di proses/disimpan, banyak informasi yang tidak dikenali/ diulang akhirnya hilang
       Interference → terhalangnya mempelajari informasi baru karena informasi lain yang dipelajari sebelumnya atau sesudahnya. Dua tipe interference
        Proaktif interference → informasi sebelumnya menghalangi informasi baru
        Retroaktif interference → informasi baru menghalangi informasi sebelumnya
       Retrieval- Based Forgetting → Ingatan di LTM tidak bisa di akses atau di ingat dengan baik, tetapi jika diberikan waktu atau cue, ada kemungkinan dapat diingat kembali
       Storage-Based Forgetting → Ingatan di LTM, sudah tidak dapat dipanggil kembali karena sudah berubah
       Motivated Forgetting → Dengan sengaja memblokir informasi atau Repress