Halaman

Kamis, 25 Desember 2014

Automatic Processing

Automatic (otomatis) adalah suatu kemampuan harus terjadi tanpa tujuan/maksud, tetap berada diluar kesadaran dan tidak dipengaruhi dengan aktivitas mental lainnya. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus (dalam Solso, 2007).
Menurut Reed (dalam Oktishinta & Fainna, 2014) Automatic processing adalah kemampuan yang dilakukan secara berulang dan membutuhkan usaha mental yang sedikit. Sementara menurut Solso, Maclin & Maclin (2008) yang berpendapat bahwa Automatic process yaitu proses-proses yang tidak dapat dikendalikan, tanpa disertai niat atau kesiagaan eksternal, yang berlangsung dengan sangat efisien.
Otomatisasi adalah proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari sangat disadari menjadi relative otomatis (dalam Sternberg, 2008). Proses automatic (otomatis) secara umum berkembang dengan lambat dan diperlukan latihan lebih dari ratusan kali. Automaticity mengurangi permintaan dalam sumber daya atensi, membebaskan kapasitas yang tersedia untuk aktivitas lainnya.
Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan lebih dari satu hal/aktivitas pada satu waktu. Konsep LaBerge (dalam Solso, 2007) mungkin dapat membantu menjelaskan perilaku manusia dalam kondisi penuh tekanan. Meskipun simulasi mungkin tidak dapat menyamai pengalaman yang sesungguhnya, simulasi dapat membuat beberapa proses kognitif (yang terlibat dalam pengalaman yang sesungguhnya) menjadi otomatis.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Sydner (dalam Solso, 2007), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis :
-          Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak tejadi tanpa adanya niat atau tujuan dasar dari partisipan penelitian. Kata pemicu atau prime ini ditayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya.
-          Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
Sebagaimana ditunjukkan dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Kita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
-          Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali).
Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha. Studi-studi tentang otomatisasi penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas-aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung diluar pengalaman sadar. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungkin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi.
Dua aspek automatic processing menurut fiedenberg & silverman (Fienberg, 2006):
-          Interference
Dalam interference theory atau teori interferensi merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya yang menghalangi hal yang diinginkan, gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam yaitu:
a.       Proactive interference
Terjadi karena ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu penginggat atau pemanggil memori yang lama
b.      Retroactive interference
Terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu penggingat atau pemanggil memory yang lama
-          Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana dapat mengontrol seluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus  yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang diinterpretasikan di memori jangka panjang. Innate automatic processing:
a.       Bawaan manusia
Gerakan refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.

b.      Berhubungan juga dengan memori manusia lebih sensitive terhadap informasi yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian.

daftar pustaka
Sternberg, R.J.(2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Fienberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive sains: an introduction to the study of mind. United State of America: Hazelden.
Oktishinta, D., & Fainna L. F. (2014). Modul praktikum CP3 Lab in cognition and perception automatic processing. Jakarta: Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar