Automatic (otomatis) adalah suatu kemampuan harus terjadi
tanpa tujuan/maksud, tetap berada diluar kesadaran dan tidak dipengaruhi dengan
aktivitas mental lainnya. Automaticity adalah salah satu
karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan
konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi
perhatian pada pengolahan stimulus (dalam Solso, 2007).
Menurut Reed (dalam
Oktishinta & Fainna, 2014) Automatic
processing adalah kemampuan yang dilakukan secara berulang dan membutuhkan
usaha mental yang sedikit. Sementara menurut Solso, Maclin & Maclin (2008)
yang berpendapat bahwa Automatic process yaitu
proses-proses yang tidak dapat dikendalikan, tanpa disertai niat atau kesiagaan
eksternal, yang berlangsung dengan sangat efisien.
Otomatisasi
adalah proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari
sangat disadari menjadi relative otomatis (dalam Sternberg, 2008).
Proses automatic (otomatis) secara umum berkembang dengan lambat dan
diperlukan latihan lebih dari ratusan kali. Automaticity mengurangi permintaan dalam sumber daya atensi,
membebaskan kapasitas yang tersedia untuk aktivitas lainnya.
Hal ini
memungkinkan kita untuk melakukan lebih dari satu hal/aktivitas pada satu
waktu. Konsep LaBerge (dalam Solso, 2007) mungkin dapat membantu menjelaskan
perilaku manusia dalam kondisi penuh tekanan. Meskipun simulasi mungkin tidak
dapat menyamai pengalaman yang sesungguhnya, simulasi dapat membuat beberapa
proses kognitif (yang terlibat dalam pengalaman yang sesungguhnya) menjadi
otomatis.
Pemrosesan
informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Sydner
(dalam Solso, 2007), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis :
-
Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak tejadi tanpa
adanya niat atau tujuan dasar dari partisipan penelitian. Kata pemicu atau
prime ini ditayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak
menyadarinya.
-
Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
Sebagaimana ditunjukkan dampak-dampak priming sebagian besar
tidak disadari. Kita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
-
Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya
(atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali).
Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu tanpa
berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa
memerlukan usaha. Studi-studi tentang otomatisasi penting karena mengajari kita
bahwa dalam aktivitas-aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses
yang berlangsung diluar pengalaman sadar. Penampilan atau kinerja yang terampil
dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungkin membebaskan kita untuk lebih
memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang
memerlukan atensi.
Dua aspek automatic processing menurut fiedenberg
& silverman (Fienberg, 2006):
-
Interference
Dalam interference
theory atau teori interferensi merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa
manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya
yang menghalangi hal yang diinginkan, gangguan konflik ini terbagi menjadi dua
macam yaitu:
a.
Proactive interference
Terjadi karena ketika informasi yang baru dipelajari
mengganggu penginggat atau pemanggil memori yang lama
b.
Retroactive interference
Terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu
penggingat atau pemanggil memory yang lama
-
Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana dapat mengontrol seluruh
sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus yang menghasilkan respon otomatis disebut
sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang
diinterpretasikan di memori jangka panjang. Innate
automatic processing:
a.
Bawaan manusia
Gerakan
refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.
b.
Berhubungan juga dengan memori manusia lebih sensitive
terhadap informasi yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian.
daftar pustaka
Sternberg,
R.J.(2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Solso,
R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi
kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Fienberg,
F & Silverman, G. (2006). Cognitive
sains: an introduction to the study of mind. United State of America:
Hazelden.
Oktishinta, D., & Fainna
L. F. (2014). Modul praktikum CP3 Lab in
cognition and perception automatic processing. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar