Memori adalah
elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori dapat dikategorikan
sebagai short term memory, long term memory dan memori kerja.
Setiap kategori tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda.
Kapasitas memori jangka pendek terbatas pada tujuh item. Namun kepadatan atau
jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chunking (seperti menggabungkan sejumlah huruf menjadi kata-kata)
prosedur chunking dalam short
term memory memerlukan adanya pengaksesan informasi dari memori jangka
panjang. Memori diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan
encoding, store, dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan kembali
pengalaman atau informasi (retrieval)
(dalam Solso, Maclin, 2007). Encoding dalam
memori jangka pendek dalam kecepatan tinggi tampaknya bekerja secara
menyeluruh, bekerja secara self-terminating
(berhenti bekerja apabila telah menemukan informasi yang diperlukan. Memori
tampaknya disimpan secara likal (di tempat-tempat tertentu) dan secara general
(tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu) (dalam Solso, Maclin, 2007).
Konsep
level-level menyatakan bahwa memori adalah suatu hasil sampingan dari
analisis-analisis yang dilakukan terhadap stimuli yang memasuki sistem, dengan
durabilitas jejak-jejak memori sebagai
sebuah fungsi dari kompleksitas atau kedalaman analisis-analisis tersebut
(dalam Solso, Maclin, 2007). Long term
memory berfungsi sebagai penyaring (filter),
yaitu dalam bentuk memori semantic dan memori episodik. Memori sematik
diartikan sebagai ingatan tentang konsep-konsep yang digunakan untukl
mendefinisikan sesuatu. Sementara memori episodik adalah ingatan-ingatan
seseorang terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaringing dan
memilih informasi hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman
tentang berbagai jenis memori ini kemudian digunakan untuk menggambarkan
struktur kognisi (dalam Passer & Simth, 2004). Retrieval
adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada proses recall. Retrieval adalah mengeluarkan
kembali informasi yang tersimoan untuk nantinya digunakan kembali dan mengalami
proses pengolahan data terlebih dahulu, sehingga afeksi bisa mempengaruhi
informasi yang doikeluarkan. Peta kgnitif suatu informasi yang tersimpan dalam
memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan tampak ketika seseorang melakukan
retrieval, dimana peta kognitif
berperan untuk memudahkan prosen retrieval
(dalam Ingwersen, 1992).
Menurut Solso,
Maclin & Maclin (dalam Solso, Maclin, 2007) trend dalam penelitian memori
menarik minat para psikologi eksperimental, yang mengembangkan model-model
rumit tentang representasi mental yang mengenai bagaimana informasi disimpan
dan di ambil kembali. Salah satu model memori yang paling bertahan lama adalah model yang dibuat oleh William
James. Model memori dari William James menyatakan bahwa memori bersifat
dikontomi: manusia mengamati sejumlah objek, informasi memasuki memori dan
kemudian hilang, sedangkan beberapa informasi menetap di memori.
Menurut Parkin
(dalam Eyesenck & Keane, 2000), Memori eksplisit adalah memori yang
didasari oleh ingatan khusus atas kejadian sebelumnya atau kemampuan memanggil
informasi yang mensyaratkan adanya kesadaran terhadap pengalaman sebelumnya.
Sedangkan menurut Solso, Maclin & Maclin (2008), memori eksplisit adalah
memori yang mengandalkan pengambilan (retrieval)
pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. Memori eksplisit diorganisasikan menjadi memori episodik
dan memori semantik.
Memori episodik
merupakan suatu sistem emori neurokognitif yang memungkinkan seseorang
mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalunya. Memori episodik sangat rentan
terhadap perubahan dan kelupaan, namun memegang peranan penting sebagai dasar
pengenalan terhadap peristiwa-peristiwa (seperti orang dan tempat) yang telah
kita jumpai. Sedangkan memori semantik adalah memori mengenai kata, konsep,
peraturan dan ide-ide abstrak (Tulving dalam Solso, Maclin & Maclin, 2008).
Menurut Eyesenck
& Keane (2000) memori implisit adalah ekspresi memori tentang pengalaman
masa lalu yang tidak disadari atau memori yang tampak saat mengerjakan tugas
yang tidak dibantu oleh kesadaran.
Solso, Maclin
& Maclin (2008) mengemukakan bahwa memori implisit merupakan memori yang
diekspresikan dalam bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi
yang sadar. Memori ini dibagi menjadi dua yaitu: Memori prosedural dan memori
emosional, dimana memori prosedural adalah memori mengenai bagaimana
caranya melakukan sesuatu.
Menurut Ginsberg
(dalam Ginsberg, 2007) mengatakan bahwa memori adalah elemen pokok dalam
sebagian besar proses kognitif. Dengan kemajuan dalam riset neuropsikologi,
‘sistem’ memori telah dibagi menjadi beberapa komponen.
a.
Memori implicit yaitu respon motorik yang dipelajari yang
tidak berhubungan dengan akses kesadaran, misalnya mengendarai mobil dan
keterampilan kompleks lainnya.
b.
Memori ekplisit berhubungan dengan akses kesadaran, yang
kemudian disub klasifikasikan lagi menjadi
1
Memori episodik, misalnya menceritakan kembali detail
autografi dan kejadianpengalaman pribadi lainnya yang berhubungan dengan waktu
tertentu.
2
Memori sematik yaitu penyimpangan pengetahuan dunia secara
umum.
Dengan demikian memori
eksplisit adalah memori yang berada dalam kontrol kesadaran dan memori implicit
berada dalam ketidak sadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Eyesenck & Keane. (2000). Cognitive psychology 6th edition.
New York: Psychology Press Ltd.
Ginsberg, Lionel. (2007). Lecture
notes neourologi edisi ke delapan. Alih bahasa Indah Retno Wardhani.
Jakarta: Erlangga.
Ingwersen, P. (1992). Information
retrieval interaction. London: Taylor
Graham.
Passer, M.W., & Smith, R.E., (2004).Psychology: the science of
mind and behavioral. California; Mc Gaw Hill
Solso, L Robert., Maclin, H. Otto, & Kimerly Maclin.
(2007). Psikologi kognitif edidi
kedelapan. Alih bahasa Mikael Rahardanto dan Kristiano Batuadji. Jakarta:
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar