“sekolah disinih? Bukannya kamu sangat benci untuk sekolah disini? Apa kamu gk ingat dengan kejadian itu huh? ”
“ya tapikan eomma?...”
“gak ada tapi-tapian pokoknya eomma ingin kamu pergi ke sana, sekolah di sana ditempat soo jin arayo?”
Walaupun girang setengah mati karena bias bertemu dengan oppa. soo hee merasa bahwa eomma sengaja untuk mengirimnya bertemu dengan oppa, eomma mungkin khawatir dengan keadaan psikologisnya soo hee. Ia tidak mau membiarkan soo hee sendiri di sini.
Namun ia tidak bermimpi, sekarang ia ada disini di bandara incheon. Sejenak kejadian itu sempat terlintas di benak soo hee.
Tidak, soo hee tidak senang. Ia tidak senang meninggalkan Jakarta, meninggalkan eomma dan halmoni di sana. Dan kembali ke sini mengingat semuanya, ini benar-benar sangat menyakitkan. Namun, pada akhirnya ia mengerti kenapa eomma melakukan ini dan melupakan kejadian itu.
Soo jin melihat dongsaengnya termenung. Dengan isengnya ia mengagetkan soo hee.
“hiya”
“aish neo jugulle huh”
“tenang dong galak banget sih”
“abis oppa membuatku kaget aja sih”
“mianhae, hiya temani aku jalan yuk?”
“huh? Eodiga?”
“eo, ntar kamu juga tahu kemana”
“oppa eodiga?”
“kkaja, pasti ntar kamu juga tau tempatnya”
Soo jin sengaja merahasiakan kemana ia akan membawa soo hee pergi, ia tahu bagaimana perasaan soo hee setelah ia menginjakna kakinya di korea negara yang sangat ia benci. Soo jin tidak suka melihat adik kesayangannya itu tidak biasa melupakan kejadian itu.
Mengapa oppa menyembunyikan sesuatu darinya dan bersikap aneh. Apa dia tahu apa yang sedang soo hee rasakan. Mau di bawa kemana soo hee, oppa kenapa sangat berbeda hari ini.
“soo hee-a cepat sini turun jangan di mobil terus”
“ah sebenarnya kita berada di mana sih oppa?”
“makannya cepat turun dari mobil dan kamu juga akan tahu kita ada dimana”
“ok-ok aku akan turun”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar